Welcome to my blog

Sabtu, 20 Oktober 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya.
Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC, mudah tersebar melalui bahan makanan.
Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasitparasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya.
Secara umum, istilah keracuan makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme., mencakup gangguangangguan yang diakibatkan termakannya toksin yang dihasilkan organismeorganisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat terinfeksiorganisme penghasil toksin. Yoksin-toksin dapat ditemukan secara alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang dihasilkan suatu metabolisme.
Dengan demikian, intoksikasi pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1.    Apakah pengertian dari mikroorganisme?
2.    Menyebutkan klasifikasi Mikroorganisme dalam Bidang Pangan!
3.    Menyebutkan jenis Mikroorganisme yang menguntungkan dalam Bidang Pangan!
4.    Menyebutkan jenis Mikroorganisme yang merugikan dalam Bidang Pangan!
C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.    Mampu menjelaskan pengertian dari mikroorganisme.
2.    Mampu menyebutkan/menjelaskan tentang klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan.
3.    Mampu menyebutkan jenis mikroorganisme yang menguntungkan dalam bidang pangan.
4.    Mampu menyebutkan jenis mikroorganisme yang merugikan dalam bidang pangan








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme tersebar luas di alam lingkungan, dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan bahan pangan. Kelompok mikroorganisme yang umumnya berhubungan dengan bahan pangan adalah bakteri, kapang, dan khamir.
B.    Klasifikasi Mikroorganisme dalam Bidang Pangan
Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1.    Bakteri basil dan koki gram negatif
2.    Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif
3.    Bakteri basil gram negatif anaerobik
4.    Bakteri basil dan kokobasil gram negatif
5.    Bakteri gram positif
6.    Bakteri basil gram positif, tidak berspora
7.    Bakteri pembentuk spora
8.    Bakteri dengan sel bercabang/bertunas

C.    Jenis Mikroorganisme yang Menguntungkan dalam Bidang Pangan
Di dalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan dalam bidang ini. Terutama dalam bidang industri pangan. Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan
Table 1. Jenis mikroorganisme yang menguntungkan
No.    Nama produk atau makanan    Bahan baku    Bakteri yang berperan
1.    Yoghurt    susu    Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2.    Mentega    susu    Streptococcus lactis
3.    Terasi    ikan    Lactobacillus sp.
4.    Asinan buah-buahan    buah-buahan    Lactobacillus sp.
5.    Sosis    daging    Pediococcus cerevisiae
6.    Kefir    susu    Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis

D.    Jenis Mikroorganisme yang Merugikan dalam Bidang Pangan
Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen.  Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit.
Penyakit yang paling mendapat perhatian adalah penyakit-penyakit makanan yang disebabkan oleh organisme yang biasanya dianggap ada.  Penyakit-penyakit ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.
1.    Infeksi Makanan
Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi di dalam usus yang menimbulkan penyakit.  Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang berlainan.
a.    Salmonella
Reservoir utama bagi Salmonella ialah saluran pencernaan banyak hewan, meliputi burung, hewan ternak, reptilia, dan manusia.  Orang menjadi terinfeksi karena kemasukan makanan atau minuman yang terkontaminasi.  Sudah barang tentu air menjadi tercemar karena masuknya kotoran dari hewan apa saja yang mengekskresi Salmonella.  Infeksi melalui makanan terjadi karena masuknya daging yang terkontaminasi atau melewati tangan sebagai perantara dalam pemindahan Salmonella dari sumber yang terinfeksi.
b.    Clostridium perfringens
Organisme ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin.  Membentuk spora apabila berada di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus itulah toksin peracunan makanan diproduksi.  Sumber yang paling sering ialah daging atau produk-produk daging.  Masuknya masakan daging semacam itu mengakibatkan rasa sakit perut dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8 sampai 24 jam.
c.    Vibrio parahaemolyticus
Kerang-kerangan merupakan sumber infeksi saluran pencernaan jika dimasak mentah atau sedikit dimasak.  Belum diketahui dengan tepat bagaimana diare yang dihubungkan dengan organisme ini dapat terjadi, tetapi kegawatan infeksi ini dapat dirasakan dengan memikirkan kenyataan bahwa laju kematian karena infeksi V. Parahaemolytikus dapat mendekati 7 atau 8 persen.
2.    Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.
3.    Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
Bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.
4.    Menimbulkan pencemaran
Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia, misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indikator pencemaran air oleh materi fekal.

Tabel 2. Jenis bakteri bakteri yang berperan dalam pangan
Golongan    Spesies    Hasil Metabolit    Kegunaan    Produk Pangan
Bakteri    Acetobacter Xylinum    Asam asetat    Fermentasi Nata    Nata de coco
Bakteri    Acetobacter Oxidans    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Acetobacter Rancens    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Acetobacter Aceti    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Acetobacter Melagens    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Aerobacter Spp.    Dekstran    Sebagai pengganti plasma darah   
Bakteri    Alcaligenes Faecalis Var. Myxogenes    Dekstran    Sebagai pengganti plasma darah   
Bakteri    Brevibacterium Flavum    Asam glutamat    Sebagai fermentasi asam glutamat    Vetsin
Bakteri    Brevibacterium    Asam sitrat    Digunakan dalam industri makanan, farmasi,kosmetik   
Bakteri    Bacillus Subtilis    Gliserol       
Bakteri    Clostridium Butiricum    Asam butirat, asam propionat       
Bakteri    Corinebacterium    Asam glutamat    Sebagai fermentasi asam glutamat    Vetsin
Bakteri    Clostridium Aetobutylicum    Aseton, butanol, isopropanol    Fermentasi aseton, butanol, isopropanol   
Bakteri    Clostridium Botulicum    Aseton, butanol, isopropanol    Fermentasi aseton, butanol, isopropanol   
Bakteri    Clostridium Thermocellum    Asam asetat       
Bakteri    Clostridium Thermoacetium    Asam asetat       
Bakteri    Corynebacterium    Asam sitrat    Digunakan dalam industri makanan,farmasi,kosmetik   
Bakteri    Debarymyces    Xilitolss       
Bakteri    Erwinia Dissolvent           
Bakteri    Lactobacillus Bulgaricus    Asam laktat    Fermentasi keju    Keju Swiss
Bakteri    Lactobacillus Sp.    Asam laktat    Fermentasi keju, yoghurt, mentega    Keju, yoghurt, mentega
Bakteri    Lactobacillus Casei    Asam laktat    Pematangan dalam fermentasi keju    Keju
Bakteri    Lactobacillus Helvenicus    Asam laktat    Sebagai starter pembuatan keju    Keju
Bakteri    Lactobacillus Lactis    Asam laktat    Fermentasi keju    Keju
Bakteri    Leuconostoc Dextranicum    Asam sitrat    Sebagai starter, pembentukan curd dan cita rasa    Mentega
Bakteri    Leuconostoc Citrovorum    Asam sitrat    Pembentuk senyawa perisa, cita rasa dan curd    Mentega
Bakteri    Leuconostoc Mesenteroides    Dekstran       
Bakteri    Leuconostoc Delbrueckli    Asam laktat    Bahan tambahan pada minuman ringan    Esens, sari buah, jam, sirup
Bakteri    Leuconostoc Liechmannii    Asam laktat    Bahan tambahan pada minuman ringan    Esens, sari buah, jam , sirup
Bakteri    Micrococcus Sp.            Sosis
Bakteri    Micrococcus Glutamicus    Lysin       
Bakteri    Pediococcus Cereviceae            Sosis
Bakteri    Prepionibacterium Skermanii        Pembentuk perisa pada keju    Keju Swiss
Bakteri    Prepionibacterium Petersonii        Pembentuk perisa pada keju    Keju Swiss
Bakteri    Pseudomonas Clodea    Gellan/polytran    Pencampur tinta, cat dan pelapis biji   
Bakteri    Pseudomonas Spp.    Alginat    Sebagai bahan pengental   
Bakteri    Streptococcus Thermophilus    Asam laktat    Pembentuk lendir    Yoghurt, keju

Bakteri    Streptococcus Lactis    Asam laktat    Sebagai starter    Keju, mentega
Bakteri    Streptococcus Coremornis    Asam laktat       
Khamir    Amylomyces rouxii    Ethanol    Sebagai fermentasi beras ketan    Tape ketan
Khamir    Chlamidomucor Sp.    Ethanol    Sebagai fermentasi beras ketan    Tape ketan
Khamir    Rhizopus Sp.    Ethanol    Sebagai fermentasi ketela pohon    Tape singkong, brem padat
Khamir    Saccharomyces Sp.    Ethanol    Sebagai fermentasi cairan aren    Tuak
Kapang    Aspergillus oryzae        Sebagai fermentasi kedelai    Tempe, kecap, tauco
Kapang    Aspergillus flavus        Sebagai fermentasi kedelai    Tempe, kecap, tauco
Kapang    Aspergillus niger        Sebagai fermentasi kedelai    Tempe, kecap

E.    Bahan Baku dan Ingredien
1.    Daging
Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama bakteri penyebab infeksi dan intoksikasi (Tabel 5). Mikroorganisme yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan Campylobacter, selain mikrooranisme  gens, Escherichia coli, Yersinia entercolitica dan Listeria monocytogenes. Proses pemotongan unggas secara kontinyu, meningkatkan penularan mikroorganisme dari karkas yang satu ke yang lainnya. Demikian juga penggilingan daging dalam pembuatan daging cincang dapat menyebarkan mikroorganisme, sehingga daging cincang merupakan produk daging yang beresiko tinggi.
2.    Telur
Kulit telur kemungkinan mengandung Salmonella yang berasal dari kotoran ayam dan mungkin mengkontaminasi isi telur pada waktu telur dipecahkan. Di negara-negara Eropa terjadi peningkatan gangguan pencernaan karena infeksi oleh S. enteritidis yang berasal dari telur yang telah terinfeksi. Departemen kesehatan Inggris memberikan peringatan terhadap penggunaan telur mentah pada makanan yang tidak mengalami pengolahan lebih lanjut.
3.    Produk-produk Susu
Susu yang telah mengalami pengolahan yang benar, misalnya pasteurisasi dan sterilisasi, merupakan produk yang aman. Akan tetapi susu segar yang diperoleh dari hewan sehat bisa terkontaminasi dari hewan yang menyusui atau dari peralatan dan lingkungan pemerahan susu. Di Inggris telah dilaporkan keracunan makanan (Salmonellosis) karena mengkonsumsi susu sapi segar. Gangguan pencernaan juga kadang-kadang terjadi akrena prises pemanasan susu tidak cukup. Produk-produk susu yang disiapkan dari susu yang tidak mengalami proses pemanasan merupakan produk yang potensial mengandung Staphylococus auerus, Bacillus cereus, Yersenia enterocolitia monocytogenes. Pengasaman susu dan fermentasi susu dapat menghilangkan atau menghambat mikroorganisme patogen enterik, tetapi beberapa mikroorganisme masih bias tahan. Walaupun susu telah mengalami pemanasan, kontaminasi dapat terjadi selama penanganan produk atau karena penambahan ingridien yang tidak mengalami perlakuan dekontaminasi. Adanya L. monocytogenes pada keju yang dimatangkan diduga karena rekontaminasi selama proses pembuatan dan penanganan keju.


4.    Ikan dan Kerang-kerangan
Ikan dan kerang-kerangan dapat terkontaminasi dari lingkungan hidup ikan tersebut atau dari lingkungan pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut yang telah terkena polusi limbah, ikan tersebut kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Vibrio parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan laut lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang kuramg baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi. Dalam kerang-kerangan telah ditemukan mikroorganisme patogen seperti Salmonella, E. coli, V. parahemolyticus, clostridia dan virus. Bakteri dapat dihilanhkan dengan cara ini kurang efektif untuk virus.
5.    Buah-buahan, Sayur-sayuran dan Serealia
Dalam keadaan segar, bahan pangan nabati kemungkinan terkontaminasi oleh mikroorganisme dari tanah dimana tanaman tersebut tumbuh. Buah-buahan karena jauh daru tanah, kemungkinan untuk terkontaminasi lebih kecil dibandingkan dengan sayuran atau bahan pangan yang lain yang kontak langsung dengan tanah. Kebersihan saluran juga berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologi pangan bahan pangan nabati. Penggunaan air dari irigasi yang tercemardan penggunaan pupuk kandang atau kotoran manusia sebagai pupuk beresiko terhadap kontaminasi oleh salmonella (termasuk S. typhi), Shigella dan V. cholerae serta virus. Pencucian dan pembilasan dengan air yang mengandung semua bakteri kecuali sporanya.
6.    Makanan kering
Bakteri yang dominan mengkontaminasi makanan kering adalah kelompok Clostridium dan Bacillus. Spora kedua bakteri ini dapat bertahan pada proses pengeringan. Penggunaan suhu pengeringan yang tidak bekterisidal, memungkinkan bakteri seperti salmonella dan E. coli tetap ada setelah pengeringan.Makananmakanan yang demikian aman dalam keadaan kering, akan tetapi jika direhidrasi maka harus diperlakukan seperti halnya makanan segar. Karena herbs dan rempahrempah seringkali terkontaminasi spora dalam jumlah banyak, maka penambahan ingredian harus dilakukan sebelum proses pemanasan.
7.    Makanan siap santap
Makanan siap santap biasanya dijual dalam bentuk beku atau didinginkan. Makanan beku, selama masih beku dapat dinyatakan .aman. akan tetapi untuk makanan yang didunginkan haru sdiperhatikan umur simpannya. Mikroorganisme yang ditemikan pada makanan siap santap adalah mikroorganisme yang tahan proses pemanasan, Misalnya Clostridium dan Bacillus (Sporanya) dan mikroorganisme yang mengkontaminasi selama penaganan misalnya Y. Enterocolitica Dan I. Monocytogenes. Kedua bakteri ini dapat tumbuh pada suhu rendah (Refrigertor). Dengan demikian dalam memproduksi makanan siap santap yang disimpan dingin harus diperhatikan sanitasi dan hingga selama pengolahan, kontrol suhu selama penyimpanan dan umur simpan produk.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1.    Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
2.    Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yaitu : Bakteri basil dan koki gram negatif, Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif, Bakteri basil gram negatif anaerobik, Bakteri basil dan kokobasil gram negatif, Bakteri gram positif, Bakteri basil gram positif tidak berspora, Bakteri pembentuk spora, dan Bakteri dengan sel bercabang/bertunas (Budiyanto, 2002).
3.    Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan.
4.    Peranan mikroorganisme yang menguntungkan adalah pengawetan makanan dengan mikroorganisme, contohnya bakteri yang menguntungkan kita adalah Enterobacter aerogenes, Erwinia herbicola, Leuconostoc plantarum sangat berperan dalam pembuatan sauerkraut (kubis fermentasi).
5.    Peranan mikroorganisme yang merugikan adalah dengan menimbulkan penyakit dan infeksi makanan. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang berlainan. Dan Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S. aureus, C. botulium, dan B. cereus.


 B.     Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan antara lain:
1.    Perlu perhatian yang lebih lagi dalam menjaga kebersihan makanan yang kita makan, mengingat begitu sentral dan akibat apabila makanan tersebut terdapat banyak mikroba yang dapat menyebabkan efek infeksi dan keracunan makanan dalam tubuh kita. makanan sekali-kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.
2.    Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme yang bermanfaat dalam bidang menfermentasikan makanan.

















DAFTAR PUSTAKA
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/02/pemanfaatan-mikroorganisme-bidang-pangan/.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://trikuangdalam.blogspot.com/2011/11/mikroorganisme-yang-menguntungkan-dan.html.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=34&Itemid=55.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://id.scribd.com/doc/93398437/Peranan-Bakteri.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://tika-pratiwi.blogspot.com/2012/04/peranan-bakteri-yang-menguntungkan-dan.html.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/1013-peranan-bakteri-dalam-kehidupan. diakses tanggal 08 oktober 2012.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diktat%20Bab%201%20Mikrobiologi%20Pangan%20-%20Prinsip%20Mikrobiologi%20Pa%E2%80%A6.pdf.diakses tanggal 08 oktober 2012.
http://teenagerssukses.blogspot.com/2012/05/makalah-mikrobiologi-pangan-foodborne.html.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/2012/06/29/makalah-mikrobiologi-mikroorganisme-dalam-makanan/.di akses tanggal 08 oktober 2012.
http://yadieq-yadieq.blogspot.com/2011/12/makalah-mikrobiologi.html. diakses tanggal 08 oktober 2012.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya.
Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC, mudah tersebar melalui bahan makanan.
Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasitparasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya.
Secara umum, istilah keracuan makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme., mencakup gangguangangguan yang diakibatkan termakannya toksin yang dihasilkan organismeorganisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat terinfeksiorganisme penghasil toksin. Yoksin-toksin dapat ditemukan secara alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang dihasilkan suatu metabolisme.
Dengan demikian, intoksikasi pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1.    Apakah pengertian dari mikroorganisme?
2.    Menyebutkan klasifikasi Mikroorganisme dalam Bidang Pangan!
3.    Menyebutkan jenis Mikroorganisme yang menguntungkan dalam Bidang Pangan!
4.    Menyebutkan jenis Mikroorganisme yang merugikan dalam Bidang Pangan!
C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.    Mampu menjelaskan pengertian dari mikroorganisme.
2.    Mampu menyebutkan/menjelaskan tentang klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan.
3.    Mampu menyebutkan jenis mikroorganisme yang menguntungkan dalam bidang pangan.
4.    Mampu menyebutkan jenis mikroorganisme yang merugikan dalam bidang pangan








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme tersebar luas di alam lingkungan, dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan bahan pangan. Kelompok mikroorganisme yang umumnya berhubungan dengan bahan pangan adalah bakteri, kapang, dan khamir.
B.    Klasifikasi Mikroorganisme dalam Bidang Pangan
Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1.    Bakteri basil dan koki gram negatif
2.    Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif
3.    Bakteri basil gram negatif anaerobik
4.    Bakteri basil dan kokobasil gram negatif
5.    Bakteri gram positif
6.    Bakteri basil gram positif, tidak berspora
7.    Bakteri pembentuk spora
8.    Bakteri dengan sel bercabang/bertunas

C.    Jenis Mikroorganisme yang Menguntungkan dalam Bidang Pangan
Di dalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan dalam bidang ini. Terutama dalam bidang industri pangan. Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan
Table 1. Jenis mikroorganisme yang menguntungkan
No.    Nama produk atau makanan    Bahan baku    Bakteri yang berperan
1.    Yoghurt    susu    Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2.    Mentega    susu    Streptococcus lactis
3.    Terasi    ikan    Lactobacillus sp.
4.    Asinan buah-buahan    buah-buahan    Lactobacillus sp.
5.    Sosis    daging    Pediococcus cerevisiae
6.    Kefir    susu    Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis

D.    Jenis Mikroorganisme yang Merugikan dalam Bidang Pangan
Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen.  Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit.
Penyakit yang paling mendapat perhatian adalah penyakit-penyakit makanan yang disebabkan oleh organisme yang biasanya dianggap ada.  Penyakit-penyakit ini dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.
1.    Infeksi Makanan
Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi di dalam usus yang menimbulkan penyakit.  Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang berlainan.
a.    Salmonella
Reservoir utama bagi Salmonella ialah saluran pencernaan banyak hewan, meliputi burung, hewan ternak, reptilia, dan manusia.  Orang menjadi terinfeksi karena kemasukan makanan atau minuman yang terkontaminasi.  Sudah barang tentu air menjadi tercemar karena masuknya kotoran dari hewan apa saja yang mengekskresi Salmonella.  Infeksi melalui makanan terjadi karena masuknya daging yang terkontaminasi atau melewati tangan sebagai perantara dalam pemindahan Salmonella dari sumber yang terinfeksi.
b.    Clostridium perfringens
Organisme ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin.  Membentuk spora apabila berada di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus itulah toksin peracunan makanan diproduksi.  Sumber yang paling sering ialah daging atau produk-produk daging.  Masuknya masakan daging semacam itu mengakibatkan rasa sakit perut dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8 sampai 24 jam.
c.    Vibrio parahaemolyticus
Kerang-kerangan merupakan sumber infeksi saluran pencernaan jika dimasak mentah atau sedikit dimasak.  Belum diketahui dengan tepat bagaimana diare yang dihubungkan dengan organisme ini dapat terjadi, tetapi kegawatan infeksi ini dapat dirasakan dengan memikirkan kenyataan bahwa laju kematian karena infeksi V. Parahaemolytikus dapat mendekati 7 atau 8 persen.
2.    Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.
3.    Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
Bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.
4.    Menimbulkan pencemaran
Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia, misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indikator pencemaran air oleh materi fekal.

Tabel 2. Jenis bakteri bakteri yang berperan dalam pangan
Golongan    Spesies    Hasil Metabolit    Kegunaan    Produk Pangan
Bakteri    Acetobacter Xylinum    Asam asetat    Fermentasi Nata    Nata de coco
Bakteri    Acetobacter Oxidans    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Acetobacter Rancens    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Acetobacter Aceti    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Acetobacter Melagens    Asam asetat    Mengoksidasi alkohol pada fermentasi kakao    Nata de cacao
Bakteri    Aerobacter Spp.    Dekstran    Sebagai pengganti plasma darah   
Bakteri    Alcaligenes Faecalis Var. Myxogenes    Dekstran    Sebagai pengganti plasma darah   
Bakteri    Brevibacterium Flavum    Asam glutamat    Sebagai fermentasi asam glutamat    Vetsin
Bakteri    Brevibacterium    Asam sitrat    Digunakan dalam industri makanan, farmasi,kosmetik   
Bakteri    Bacillus Subtilis    Gliserol       
Bakteri    Clostridium Butiricum    Asam butirat, asam propionat       
Bakteri    Corinebacterium    Asam glutamat    Sebagai fermentasi asam glutamat    Vetsin
Bakteri    Clostridium Aetobutylicum    Aseton, butanol, isopropanol    Fermentasi aseton, butanol, isopropanol   
Bakteri    Clostridium Botulicum    Aseton, butanol, isopropanol    Fermentasi aseton, butanol, isopropanol   
Bakteri    Clostridium Thermocellum    Asam asetat       
Bakteri    Clostridium Thermoacetium    Asam asetat       
Bakteri    Corynebacterium    Asam sitrat    Digunakan dalam industri makanan,farmasi,kosmetik   
Bakteri    Debarymyces    Xilitolss       
Bakteri    Erwinia Dissolvent           
Bakteri    Lactobacillus Bulgaricus    Asam laktat    Fermentasi keju    Keju Swiss
Bakteri    Lactobacillus Sp.    Asam laktat    Fermentasi keju, yoghurt, mentega    Keju, yoghurt, mentega
Bakteri    Lactobacillus Casei    Asam laktat    Pematangan dalam fermentasi keju    Keju
Bakteri    Lactobacillus Helvenicus    Asam laktat    Sebagai starter pembuatan keju    Keju
Bakteri    Lactobacillus Lactis    Asam laktat    Fermentasi keju    Keju
Bakteri    Leuconostoc Dextranicum    Asam sitrat    Sebagai starter, pembentukan curd dan cita rasa    Mentega
Bakteri    Leuconostoc Citrovorum    Asam sitrat    Pembentuk senyawa perisa, cita rasa dan curd    Mentega
Bakteri    Leuconostoc Mesenteroides    Dekstran       
Bakteri    Leuconostoc Delbrueckli    Asam laktat    Bahan tambahan pada minuman ringan    Esens, sari buah, jam, sirup
Bakteri    Leuconostoc Liechmannii    Asam laktat    Bahan tambahan pada minuman ringan    Esens, sari buah, jam , sirup
Bakteri    Micrococcus Sp.            Sosis
Bakteri    Micrococcus Glutamicus    Lysin       
Bakteri    Pediococcus Cereviceae            Sosis
Bakteri    Prepionibacterium Skermanii        Pembentuk perisa pada keju    Keju Swiss
Bakteri    Prepionibacterium Petersonii        Pembentuk perisa pada keju    Keju Swiss
Bakteri    Pseudomonas Clodea    Gellan/polytran    Pencampur tinta, cat dan pelapis biji   
Bakteri    Pseudomonas Spp.    Alginat    Sebagai bahan pengental   
Bakteri    Streptococcus Thermophilus    Asam laktat    Pembentuk lendir    Yoghurt, keju

Bakteri    Streptococcus Lactis    Asam laktat    Sebagai starter    Keju, mentega
Bakteri    Streptococcus Coremornis    Asam laktat       
Khamir    Amylomyces rouxii    Ethanol    Sebagai fermentasi beras ketan    Tape ketan
Khamir    Chlamidomucor Sp.    Ethanol    Sebagai fermentasi beras ketan    Tape ketan
Khamir    Rhizopus Sp.    Ethanol    Sebagai fermentasi ketela pohon    Tape singkong, brem padat
Khamir    Saccharomyces Sp.    Ethanol    Sebagai fermentasi cairan aren    Tuak
Kapang    Aspergillus oryzae        Sebagai fermentasi kedelai    Tempe, kecap, tauco
Kapang    Aspergillus flavus        Sebagai fermentasi kedelai    Tempe, kecap, tauco
Kapang    Aspergillus niger        Sebagai fermentasi kedelai    Tempe, kecap

E.    Bahan Baku dan Ingredien
1.    Daging
Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama bakteri penyebab infeksi dan intoksikasi (Tabel 5). Mikroorganisme yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan Campylobacter, selain mikrooranisme  gens, Escherichia coli, Yersinia entercolitica dan Listeria monocytogenes. Proses pemotongan unggas secara kontinyu, meningkatkan penularan mikroorganisme dari karkas yang satu ke yang lainnya. Demikian juga penggilingan daging dalam pembuatan daging cincang dapat menyebarkan mikroorganisme, sehingga daging cincang merupakan produk daging yang beresiko tinggi.
2.    Telur
Kulit telur kemungkinan mengandung Salmonella yang berasal dari kotoran ayam dan mungkin mengkontaminasi isi telur pada waktu telur dipecahkan. Di negara-negara Eropa terjadi peningkatan gangguan pencernaan karena infeksi oleh S. enteritidis yang berasal dari telur yang telah terinfeksi. Departemen kesehatan Inggris memberikan peringatan terhadap penggunaan telur mentah pada makanan yang tidak mengalami pengolahan lebih lanjut.
3.    Produk-produk Susu
Susu yang telah mengalami pengolahan yang benar, misalnya pasteurisasi dan sterilisasi, merupakan produk yang aman. Akan tetapi susu segar yang diperoleh dari hewan sehat bisa terkontaminasi dari hewan yang menyusui atau dari peralatan dan lingkungan pemerahan susu. Di Inggris telah dilaporkan keracunan makanan (Salmonellosis) karena mengkonsumsi susu sapi segar. Gangguan pencernaan juga kadang-kadang terjadi akrena prises pemanasan susu tidak cukup. Produk-produk susu yang disiapkan dari susu yang tidak mengalami proses pemanasan merupakan produk yang potensial mengandung Staphylococus auerus, Bacillus cereus, Yersenia enterocolitia monocytogenes. Pengasaman susu dan fermentasi susu dapat menghilangkan atau menghambat mikroorganisme patogen enterik, tetapi beberapa mikroorganisme masih bias tahan. Walaupun susu telah mengalami pemanasan, kontaminasi dapat terjadi selama penanganan produk atau karena penambahan ingridien yang tidak mengalami perlakuan dekontaminasi. Adanya L. monocytogenes pada keju yang dimatangkan diduga karena rekontaminasi selama proses pembuatan dan penanganan keju.


4.    Ikan dan Kerang-kerangan
Ikan dan kerang-kerangan dapat terkontaminasi dari lingkungan hidup ikan tersebut atau dari lingkungan pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut yang telah terkena polusi limbah, ikan tersebut kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Vibrio parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan laut lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang kuramg baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi. Dalam kerang-kerangan telah ditemukan mikroorganisme patogen seperti Salmonella, E. coli, V. parahemolyticus, clostridia dan virus. Bakteri dapat dihilanhkan dengan cara ini kurang efektif untuk virus.
5.    Buah-buahan, Sayur-sayuran dan Serealia
Dalam keadaan segar, bahan pangan nabati kemungkinan terkontaminasi oleh mikroorganisme dari tanah dimana tanaman tersebut tumbuh. Buah-buahan karena jauh daru tanah, kemungkinan untuk terkontaminasi lebih kecil dibandingkan dengan sayuran atau bahan pangan yang lain yang kontak langsung dengan tanah. Kebersihan saluran juga berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologi pangan bahan pangan nabati. Penggunaan air dari irigasi yang tercemardan penggunaan pupuk kandang atau kotoran manusia sebagai pupuk beresiko terhadap kontaminasi oleh salmonella (termasuk S. typhi), Shigella dan V. cholerae serta virus. Pencucian dan pembilasan dengan air yang mengandung semua bakteri kecuali sporanya.
6.    Makanan kering
Bakteri yang dominan mengkontaminasi makanan kering adalah kelompok Clostridium dan Bacillus. Spora kedua bakteri ini dapat bertahan pada proses pengeringan. Penggunaan suhu pengeringan yang tidak bekterisidal, memungkinkan bakteri seperti salmonella dan E. coli tetap ada setelah pengeringan.Makananmakanan yang demikian aman dalam keadaan kering, akan tetapi jika direhidrasi maka harus diperlakukan seperti halnya makanan segar. Karena herbs dan rempahrempah seringkali terkontaminasi spora dalam jumlah banyak, maka penambahan ingredian harus dilakukan sebelum proses pemanasan.
7.    Makanan siap santap
Makanan siap santap biasanya dijual dalam bentuk beku atau didinginkan. Makanan beku, selama masih beku dapat dinyatakan .aman. akan tetapi untuk makanan yang didunginkan haru sdiperhatikan umur simpannya. Mikroorganisme yang ditemikan pada makanan siap santap adalah mikroorganisme yang tahan proses pemanasan, Misalnya Clostridium dan Bacillus (Sporanya) dan mikroorganisme yang mengkontaminasi selama penaganan misalnya Y. Enterocolitica Dan I. Monocytogenes. Kedua bakteri ini dapat tumbuh pada suhu rendah (Refrigertor). Dengan demikian dalam memproduksi makanan siap santap yang disimpan dingin harus diperhatikan sanitasi dan hingga selama pengolahan, kontrol suhu selama penyimpanan dan umur simpan produk.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1.    Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
2.    Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yaitu : Bakteri basil dan koki gram negatif, Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif, Bakteri basil gram negatif anaerobik, Bakteri basil dan kokobasil gram negatif, Bakteri gram positif, Bakteri basil gram positif tidak berspora, Bakteri pembentuk spora, dan Bakteri dengan sel bercabang/bertunas (Budiyanto, 2002).
3.    Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan.
4.    Peranan mikroorganisme yang menguntungkan adalah pengawetan makanan dengan mikroorganisme, contohnya bakteri yang menguntungkan kita adalah Enterobacter aerogenes, Erwinia herbicola, Leuconostoc plantarum sangat berperan dalam pembuatan sauerkraut (kubis fermentasi).
5.    Peranan mikroorganisme yang merugikan adalah dengan menimbulkan penyakit dan infeksi makanan. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang berlainan. Dan Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S. aureus, C. botulium, dan B. cereus.


 B.     Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan antara lain:
1.    Perlu perhatian yang lebih lagi dalam menjaga kebersihan makanan yang kita makan, mengingat begitu sentral dan akibat apabila makanan tersebut terdapat banyak mikroba yang dapat menyebabkan efek infeksi dan keracunan makanan dalam tubuh kita. makanan sekali-kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.
2.    Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme yang bermanfaat dalam bidang menfermentasikan makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar